Minggu, 19 Mei 2013

LEARNING FROM DATA

CASE BASED REASONING
Lecture : Leon Abdillah
Metode case based reasoning adalah salah satu metode untuk pengambilan keputusan dari kasus yang baru dengan berdasarkan solusi dari kasus – kasus sebelumnya. Konsep dari metode case based reasoning ditemukan dari ide untuk menggunakan pengalaman – pengalaman yang terdokumentasi untuk menyelesaikan masalah yang baru. Para decisionmaker kebanyakan menggunakan pengalaman – pengalaman dari problem solving terdahulu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi sekarang.
CBR menggunakan pendekatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligent) yang menitikberatkan pemecahan masalah dengan didasarkan pada knowledege dari kasus-kasus sebelumnya. Apabila ada kasus baru maka akan disimpan pada basis pengetahuan sehingga sistem akan melakukan learning dan knowledge yang dimiliki oleh sistem akan bertambah. Secara umum, metode ini terdiri dari 4 langkah, yaitu:
1. Retrieve (memperoleh kembali) kasus atau kasus-kasus yang paling mirip.
Task ini dimulai dengan pendeskripsian satu/sebagian masalah dan berakhir apabila telah ditemukan kasus sebelumnya yang paling cocok. Sub tasknya mengacu pada identifikasi fitur, pencocokan awal, pencarian, dan pemilihan.
2. Reuse (menggunakan) informasi dan pengetahuan dari kasus tersebut untuk memecahkan permasalahan.
Proses reuse dari solusi kasus yang telah diperoleh dalam konteks kasus baru difokuskan pada dua aspek yaitu:
- perbedaan antara kasus yang sebelumnya dan yang sekarang
- bagian apa dari kasus yang telah diperoleh yang dapat ditransfer menjadi kasus baru
3.Revise (meninjau kembali/memperbaiki) usulan solusi.
Fase ini terdiri dari dua tugas, yaitu :
- Mengevaluasi solusi kasus yang dihasilkan oleh proses reuse. Jika berhasil, maka dilanjutkan dengan proses retain,
- Jika tidak maka memperbaiki solusi kasus menggunakan domain spesifik pengetahuan.
4. Retain (menyimpan) bagian-bagian dari pengalaman tersebut yang mungkin berguna untuk memecahkan masalah di masa yang akan datang.
Proses ini terdiri dari memilih informasi apa dari kasus yang akan disimpan, disimpan dalam bentuk apa, cara menyusun kasus untuk agar mudah untuk menemukan masalah yang mirip, dan bagaimana mengintegrasikan kasus baru pada struktur memori
.
Pada saat terjadi permasalahan baru, pertama-tama sistem akan melakukan proses Retrieve. Proses Retrieve akan melakukan dua langkah pemrosesan, yaitu pengenalan masalah dan pencarian persamaan masalah pada database.
Setelah proses Retrieve selesai dilakukan, selanjutnya system akan melakukan proses Reuse. Di dalam proses Reuse, sistem akan menggunakan informasi permasalahan sebelumnya yang memiliki kesamaan untuk menyelesaikan permasalahan yang baru. Pada proses Reuse akan menyalin, menyeleksi, dan melengkapi informasi yang akan digunakan. Selanjutnya pada proses Revise, informasi tersebut akan dikalkulasi, dievaluasi, dan diperbaiki kembali untuk mengatasi kesalahan-kesalahan yang terjadi pada permasalahan baru. Pada proses terakhir, system akan melakukan proses Retain. Proses Retain akan mengindeks, mengintegrasi, dan mengekstrak solusi yang baru. Selanjutnya, solusi baru itu akan disimpan ke dalam knowledge-base untuk menyelesaikan permasalahan yang akan datang. Tentunya, permasalahan yang akan diselesaikan adalah permasalahan yang memiliki kesamaan dengannya.

knowledge life cycle

Lecture : Leon Abdillah
Knowledge Management System Life Cycle(KMSLC) atau Siklus Hidup Sistem Manajemen Pengetahuan
 
Di dalam suatu organisasi, terutama di dalam dunia kerja, seringkali terjadi regenerasi. Dari tiap-tiap generasi akan mengalami kejadian-kejadian dan akan memiliki pengalaman yang berbeda-beda. Regenerasi dari tiap organisasi selalu terjadi. Oleh karena itu generasi yangbaru perlu mengetahui apa-apa saja yang telah dilakukan, dialami, dan pernah terjadi di organisasi, agar, perkembangan organisasi dapat lebih baik dan kesalahan yang terjadi dapat lebih kecil, dengan berbekalkan pengalaman, pengetahuan, data, dan dokumentasi-dokumentasi lainnya mengenai organisasi tersebut pada generasi-generasi sebelumnya. Bila tidak ada knowledge management, maka pengalaman-pengalaman, dan ilmu-ilmu yang telah di dapat oleh orang-orang sebelumnya, maka akan terbawa dan hilang begitu saja,seiring menghilangnya orang yang tergantikan tersebut.mungkin adnda masih bingung dengan apa yang saya ungkapkan barusan.

Contoh Sederhana:
 
Sebuah perusahaan mempunyai seorang pegawai yang sudah lama bekerja bertahun-tahun, mulai ketika ia menjadi pegawai junior, hingga menjadi kepala staff(pegawai senior). Jenjang waktu yang ditempuh pastinya tidak sebentar, oleh karena itu pengalaman yang didapat dan kemampuan yang dimiliki dibidangnyapun tidak sedikit, katakanlah telah mengalami berbagai proses pembelajaran(seminar, training, sertifikasi, dll) kemudian apabila pengetahuan yang dimiliki oleh satu orang pegawai ini tidak didokumentasikan, maka ketika pegawai tersebut telah habis masa jabatannya, maka penggantinya harus mengalami proses dari 0(nol) lagi, semisal, mengumpulkan pengalaman-pengalaman dari nol, atau harus mengalami training yang sama dengan seniornya terdahulu, yang mana pasti memakan biaya dan dari segi waktu kurang effisien.

Karena Itulan tercipta sebuah sistem yang sering dikenal manajemen pengetahuan, atau nge-trend dengan istilah Knowledge Management System Life Cycle.

Knowledge Management System Life Cycle mempunyai fungsi yang hampir sama dengan SDLC(System Development Life Cycle) yakni sebuah siklus sistem dalam membangun suatu suatu proyek. yang membedakan antara SDLC dan KMSLC adalah pendekatan yang dipakai.

KNOWLEDGE SHARING

Knowledge Management System
Lecture : Leon Abdillah

Penerapan Sharing Knowledge


Knowledge management adalah media untuk menangkap (capture) knowledge yang ada pada karyawan sehingga tercipta knowledge database yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya saing perusahaan.  Dengan adanya sistem ini diharapkan semua karyawan dapat dengan mudah mengakses, menambahkan, dan menggunakan sumber pengetahuan yang ada dalam perusahaan.  Secara umum, penerapan sharing knowledge di Astragraphia dilakukan dengan tiga pendekatan.
Pendekatan pertama yaitu pendekatan teknologi (techology approach), yang meliputi Network PC untuk semua; SAP sebagai core business process; e-Document Initative (Scanner and Printer untuk semua)-Networked Multi Function Device; Knowledge Portal-DocuShare™; E-mail & Messenger; Getafix, SOL, CAR; e-Learning yang sebelumnya menggunakan Computer Based Training (CBT).   Pendekatan kedua yaitu pendekatan orang (people approach) yang meliputi Knowledge Sharing Forum.  Kegiatan ini merupakan forum untuk berbagi knowledge dan pengalaman serta pemaparan resensi suatu buku yang sedang tren di masyarakat.  Selain itu pelatihan formal (in-class) juga tercakup dalam pendekatan people approach.  Pendekatan ketiga yaitu pendekatan media (media approach) yang meliputi perpustakaan, majalah toner, dan majalah dinding.  Majalah dinding ini terdapat di setiap lantai serta menampilkan antara lain kliping koran, berita duka, event khusus atau kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan, information security, dan lain-lain.
Penerapan knowledge management di Astragraphia sebagian besar memanfaatkan software Xerox DocuShare sebagai software untuk memanajemen dokumen.  Selain itu, sharing knowledge juga dibangun dalam aplikasi Solution Online.  Aplikasi ini menyimpan data tentang masalah dan solusi yang tekait dengan proses bisnis dan pemanfaatan fasilitas IT di dalam perusahaan.  Selain itu, karyawan juga dapat menambahkan permasalahan baru apabila permasalahan yang mereka hadapi belum ada dalam database.  Aplikasi lain yang juga mendukung penerapan sharing knowledge adalah Daily Control System (DCS), Electronic Sales Process Control System (e-SPCS), e-Lerning, getafix, Customer Info Media (CIM), dan sebagainya.  Proses penyimpanan, pencarian dan memperoleh kembali informasi tersebut dengan mudah merupakan kunci sukses berhasilnya implementasi knowledge management di Astragraphia.
Pengaruh Penerapan Knowledge Management
Pertama, penerapan knowledge management berpengaruh terhadap kecepatan dan kemudahan para karyawan dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan, sehingga secara otomatis mempercepat para karyawan dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya atau mengambil keputusan dan tindakan yang tepat.  Kedua, berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan karyawan dalam belajar dan peningkatan pengetahuan para karyawan.  Dengan mudahnya informasi diakses dan diperoleh oleh karyawan maka akan terjadi peningkatan kecepatan karyawan dalam melakukan proses belajar dan proses penyerapan pengetahuan tersebut.
Ketiga, berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas setiap karyawan.  Dengan semakin cepatnya para karyawan dalam menyelesaikan tugasnya, maka semakin tinggi pula produktivitas para karyawan tersebut.  Keempat, berpengaruh terhadap kecepatan karyawan dalam merespon kebutuhan dan masalah yang dihadapi pelanggan.  Kelima, berpengaruh terhadap daya inovasi dan kreativitas karyawan yang disebabkan oleh meningkatnya pengetahuan mereka.
\Manfaat dari Penerapan Knowledge Management
Penerapan knowledge management yang aktif dan efektif yang dilakukan oleh seluruh karyawan Astragraphia serta didukung sepenuhnya oleh pihak manajemennya telah membawa pengaruh positif terhadap internal perusahaan.  Pengaruh positif tersebut dapat memberikan manfaat dan sekaligus menciptakan keuntungan yang akan berguna bagi Astragraphia.  Ada lima manfaat utama dari penerapan knowledge management terhadap internal perusahaan.
Pertama, dengan meningkatknya pengetahuan dan wawasan setiap karyawan berdampak terhadap meningkatnya kemampuan perusahaan dalam melakukan pengambilan keputusan.  Keputusan yang diambil tersebut tidak hanya didasari atas kemampuan para karyawan, tetapi juga didukung atas data, informasi, dan knowledge yang relevan yang tersimpan dalam knowledge management perusahaan, sehingga keputusan yang diambil atau dihasilkan merupakan keputusan yang terbaik bagi perusahaan.  Manfaat utama yang kedua adalah bagaimana Astragraphia merespon kebutuhan pelanggan secara cepat dan tepat.  Dengan penerapan knowledge management, hal tersebut memungkinkan karena dalam knowledge management perusahaan berusaha memasukan semua data dan informasi mengenai pelanggan.  Selain itu, termasuk di dalamnya juga selalu adan informasi yang diperbaharui mengenai hal yang menjadi kebutuhan pelanggan pada khususnya dan kebutuhn pasar pada umumnya.
Ketiga, dari sisi peningkatan efisiensi cara kerja dan proses.  Hal itu terjadi karena dengan penerapan knowledge management semua sumberdaya perusahaan dimanfaatkan semaksimal mungkin, sehingga setiap karyawan dapat bekerja lebih cepat dan tepat, dan pada akhirnya secara keseluruhan cara kerja dan proses kerja perusahaan mengalami peningkatan efisiensi.  Keempat, Astragraphia selalu menciptakan produk dan jasa yang memiliki suatu solusi yang nilainya dapat melebihi harapan pelanggan atau customer expectation dan dari sinilah inovasi dapat terus dilakukan.  Dengan adanya knowledge management ini, inovasi tidak lagi hanya tanggung jawab bagian penelitian dan pengembangan saja, melainkan seluruh karyawan Astragraphia. Kelima, peningkatan kemampuan dalam berinovasi berdampak pula pada peningkatan jumlah produk atau solusi dan jasa yang dihasilkan perusahaan.

condification

Decision Tree pada
knowledge management bagi sistem informasi perpustakaan
universitas gadjah mada
                Decision Tree adalah sebuah metode untuk menentukan faktor utama berdasarkan perbandingan antar faktor yang satu dengan yang lainnya. Dalam mengambil keputusan tentunya terdapat berbagai pertimbangan yang perlu dipikirkan terlebih dahulu. Faktor faktor penunjang tersebut dibandingkan satu sama lainnya. Untuk mempermudah perbandingan faktor-faktor ini dikelompokkan menjadi beberapa kategori dengan membuat persentase masing-masing factor terlebih dahulu. Dari masing-masing kategori tersebut ditentukan faktor yang paling menunjang. Setelah didapat faktor yang paling menunjang dari masing-masing kategori maka dapat dilanjutkan dengan membandingkan faktor dari kategori yang berbeda. Dari hasil perbandingan tersebut dapat ditentukan faktor utama yang paling menunjang keputusan tersebut. Keuntungan merupakan hal utama yang perlu dipikiran lebih lanjut dalam suatu perusahaan. Suatu usaha yang digeluti akan kandas ditengah jalan apabila keuntungan tidak didapatkan. Ataupun apabila keuntungan tidak sesuai dengan prediksi bisa saja usaha tersebut dihentikan. Tentunya terdapat banyak faktor yang menunjang keuntungan suatu perusahaan. Salah satu faktor tersebut adalah lokasi usaha. Penentuan lokasi usaha melalui pendekatan Tree Decision menghasilkan prediksi lokasi usaha yang efektif dan efisien sehingga memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan John von Neumann (1903-1957).
1. Representasi Tree Decision

Pada awal penentuan lokasi bisnis tentunya harus ditentukan terlebih dahulu adalah bisnis yang akan digeluti. Hal kedua yang perlu ditentukan adalah jenis kantor yang ingin dibuat. Setelah kedua hal ini didapatkan maka hal selanjutnya yang perlu dipikirkan adalah faktor-faktor yang menunjang lokasi bisnis sesuai dengan bidang bisnis dan jenis kantor yangingin dibuat.
Faktor-faktor yang telah ditentukan sebagai faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan lokasi bisnis dikelompokkan menjadi beberapa kelompok. Kelompok kelompok faktor ini harus dibuat berdasarkan persamaan kategori yang dimiliki masing-masing faktor.
Apabila faktor-faktor ini tidak memiliki kesamaan yang signifikan maka sebaiknya dikelompokkan menjadi kategori yang lain. Hal ini dipergunakan agar mempermudah dalam menentukan faktor yang paling menunjang pada masing-masing kategori.
2. Tree Decision dengan Pendekatan Tabel
Dari pendekatan tabel dapat diketahui persentase masing-masing faktor yang menunjang pemilihan lokasi bisnis. Setelah persentase ini diketahui maka dapat dengan mudah ditentukan faktor yang paling menunjang dari suatu kategori. Selanjutnya membandingkan faktor-faktor yang paling menunjang dari masing-masing kategori dengan kategori lainnya.
Walaupun persentase yang dimiliki suatu kategori tinggi belum tentu faktor inilah yang merupakan faktor utama dalam pemilihan lokasi bisnis dibidang yang bersangkutan.Dalam hal ini diperlukan pendekatan parameter-parameter yang lebih terperinci. Misalnya saja pengusaha ingin memajukan ingin memajukan salah satu bagian dari bidang usaha.
Tentunya kategori ini mempunyai nilai yang lebih dari kategori-kategori lain. Dari persentase faktor serta kelebihan-kelebihan inilah dapat ditentukan faktor utama yang paling menunjang pemilihan lokasi bisnis dibidang yang digeluti.
Gambar 1: Decision Tree
Contoh dari decision tree dapat dilihat di Gambar 1. Disini setiap percabangan menyatakan kondisi yang harus dipenuhi dan tiap ujung pohon menyatakan kelas data. Contoh di Gambar 1 adalah identifikasi pembeli komputer, dari decision tree tsb. diketahui bahwa salah satu kelompok yang potensial membeli komputer adalah orang yang berusia di bawah 30 tahun dan juga pelajar.
Algoritma decision tree yang paling terkenal adalah C4.5[7], tetapi akhir-akhir ini telah dikembangkan algoritma yang mampu menangani data skala besar yang tidak dapat ditampung di main memory seperti RainForest[3]. Metode-metode classification yang lain adalah Bayesian, neural network, genetic algorithm, fuzzy, case-based reasoning, dan k-nearest neighbor.
Proses classification biasanya dibagi menjadi dua fase : learning dan test. Pada fase learning, sebagian data yang telah diketahui kelas datanya diumpankan untuk membentuk model perkiraan. Kemudian pada fase test model yang sudah terbentuk diuji dengan sebagian data lainnya untuk mengetahui akurasi dari model tsb. Bila akurasinya mencukupi model ini dapat dipakai untuk prediksi kelas data yang belum diketahui.
sumber :           http://en.wikipedia.org/wiki/ decision tree
http://irenkdesign.wordpress.com/2008/11/30/cloun-computing-tren-baru-di-dunia-it/

Cosensus Decision Making

Knowledge Management System
Lecture : Leon Abdillah

Consensus Decision Making pada
knowledge management bagi sistem informasi perpustakaan
universitas gadjah mada

Pengertian consensus decision making adalah Grup proses pengambilan keputusan yang tidak hanya meminta persetujuan dari sebagian besar peserta, tetapi juga resolusi mitigasi atau keberatan dari minoritas. Konsensus biasanya didefinisikan sebagai arti kedua perjanjian umum, dan proses untuk mendapatkan persetujuan seperti itu. Konsensus keputusan sehingga yang bersangkutan adalah terutama dengan proses itu.
Konsensus pengambilan keputusan adalah proses keputusan kelompok yang berusaha membuat persetujuan dari semua peserta t. Konsensus dapat didefinisikan secara profesional sebagai resolusi diterima, salah satu yang dapat didukung, bahkan jika tidak "favorit" dari masing-masing individu. Konsensus didefinisikan oleh Merriam-Webster(2005 : 795)  sebagai, pertama, kesepakatan umum, dan kedua, solidaritas kelompok kepercayaan atau sentimen. asal-usulnya dalam konsensus memliki  kata Latin (perjanjian), yang berasal dari cōnsentiō yang  berarti benar-benar merasakan bersama-sama. [1] Hal ini digunakan untuk menggambarkan keputusan yang baik dan proses mencapai keputusan. dengan demikian kosensus pengambilan keptusan berkaitan dengan proses pembahasan dan finalisasi keputusan, dan efek sosial dan politik menggunakan proses ini.

Berdasarkan Uraian di atas menurut kelompok kami di dalam knowledge management bagi sistem informasi perpustakaan universitas gadjah mada system consensus decision making nya yang cocok adalah metode  kewenangan setelah diskusi yang ditentukan oleh Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan metode kewenangan tanpa diskusi . Karena metode authority rule after discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu meluas. Dengan perkataan lain, pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
Metode pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota organisasi akan bersaing untukmempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan. Artinya bagaimana para anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Consensus_decision-making

CAPTURING TACIT KNOWLEDGE

Consensus Decision Making pada
knowledge management bagi sistem informasi perpustakaan
universitas gadjah mada
Pengertian consensus decision making adalah Grup proses pengambilan keputusan yang tidak hanya meminta persetujuan dari sebagian besar peserta, tetapi juga resolusi mitigasi atau keberatan dari minoritas. Konsensus biasanya didefinisikan sebagai arti kedua perjanjian umum, dan proses untuk mendapatkan persetujuan seperti itu. Konsensus keputusan sehingga yang bersangkutan adalah terutama dengan proses itu.
Konsensus pengambilan keputusan adalah proses keputusan kelompok yang berusaha membuat persetujuan dari semua peserta t. Konsensus dapat didefinisikan secara profesional sebagai resolusi diterima, salah satu yang dapat didukung, bahkan jika tidak "favorit" dari masing-masing individu. Konsensus didefinisikan oleh Merriam-Webster(2005 : 795)  sebagai, pertama, kesepakatan umum, dan kedua, solidaritas kelompok kepercayaan atau sentimen. asal-usulnya dalam konsensus memliki  kata Latin (perjanjian), yang berasal dari cōnsentiō yang  berarti benar-benar merasakan bersama-sama. [1] Hal ini digunakan untuk menggambarkan keputusan yang baik dan proses mencapai keputusan. dengan demikian kosensus pengambilan keptusan berkaitan dengan proses pembahasan dan finalisasi keputusan, dan efek sosial dan politik menggunakan proses ini.
Berdasarkan Uraian di atas menurut kelompok kami di dalam knowledge management bagi sistem informasi perpustakaan universitas gadjah mada system consensus decision making nya yang cocok adalah metode  kewenangan setelah diskusi yang ditentukan oleh Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan metode kewenangan tanpa diskusi . Karena metode authority rule after discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu meluas. Dengan perkataan lain, pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
Metode pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota organisasi akan bersaing untukmempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan. Artinya bagaimana para anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Consensus_decision-making

Knowledge Management System

Knowledge Management System
Lecture : Leon Abdillah

Group Member C ( SI8A) :
1. Ambrella Silisia
2. Elisa Silvia
3. Resti Amelia Putri
4. Dina Fitriani
5. Lussy Aprianti
6. Laili Rahma

Senin, 06 Mei 2013

KNOWLEDGE MANAGEMENT BAGI SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

ABSTRAK
Kebutuhan akan informasi dalam era globalisasi semakin tinggi, diperlukan suatu terobosan yang dapat memudahkan perolehan informasi. Seiring dengan hal itu, berbagai metode dilakukan untuk mengembangkan pengetahuan dan informasi bagi masyarakat, salah satunya dengan model Knowledge Management, yang mengikutsertakan teknologi informasi di dalam pengolahan pengetahuan. Dalam dunia pendidikan, perpustakaan merupakan tambang sumber segala informasi, untuk itu di dalam perpustakaan perlu adanya suatu sistem informasi yang memudahkan bagi pengguna (terutama mahasiswa dan dosen) untuk mendapatkan referensi pengetahuan selengkap mungkin, akurat, dan cepat. Knowledge management diperlukan peranannya dalam pengembangan sistem informasi perpustakaan tersebut untuk menciptakan, menangkap, dan menggunakan kembali pengetahuan untuk mencapai tujuan. Dalam kasus ini, Universitas Gadjah Mada sebagai universitas terkemuka dalam seluruh bidang ilmu pengetahuan harus dapat mengembangkan sistem informasi perpustakaan agar dapat menunjang kegiatan pengembangan sumber daya manusia yang dapat mengikuti perkembangan teknologi dan tuntutan akan pengetahuan terkini.
Kata kunci : knowledge management, sistem informasi perpustakaan